Bagi Anda yang masih hidup dalam ilusi bahwa Indonesia merdeka tahun 1945, bangunlah dari tidurmu.. Kita semua masih adalah budak, bedanya hanya tuan kita sekarang tidak muncul langsung di hadapan kita, memerintah kita untuk bekerja paksa.
Setiap sen uang di negara kita, dan juga negara lainnya adalah
kredit, alias hutang. Dan Uang muncul hanya dalam bentuk kredit. Kita
semua adalah penyewa uang, tidak lebih dari itu.
Yang namanya hutang harus dibayarkan kembali plus bunga yang tidak
diciptakan oleh bankir. Sampai kapan pun total hutang tidak mungkin
dilunasi. Tahun demi tahun, kita bekerja untuk hanya untuk melayani dan
memperkaya sang pencipta kredit, para bankir…
***
Judul Asli : MONEY MYTH
Pengarang : Louis Even
Pengarang : Louis Even
1. Korban Kapal Tenggelam
Karena suatu kecelakaan sebuah kapal tenggelam. Pada akhirnya, tinggal 5
yang selamat, mereka menaiki sebuah rakit dan dibawa oleh arus ombak.
Kelima orang ini: Frank, si tukang kayu. Paul, seorang petani. Jim,
peternak. Harry, penanam agrikultur. Dan Tom, seorang mineralogist.
2. Sebuah Pulau Yang Diberkati
Bagi kelima orang ini, menginjakkan kembali kaki ke daratan, bahagianya
ibarat baru bangkit dari kuburan. Syukurnya pulau yang mereka datangi
ini adalah tanah yang subur. Jim, si peternak, sepenuhnya yakin dia bisa
beternak dengan baik binatang-binatang di pulau itu. Paul juga meyakini
tanah di pulau ini mudah untuk ditanami. Harry menemukan bahwa beberapa
pohon buah-buahan di sana, bila dirawat dengan baik, akan menghasilkan
panen yang lumayan. Pulau itu juga penuh dengan pohon, Frank si tukang
kayu akan dengan mudah mendapatkan kayu dan mulai membangunkan
rumah-rumah. Dan si Tom, walaupun kekurangan alat kerja, tapi dengan
keahliannya, masih sanggup menambang secara sederhana kekayaan alam di
sana.
3. Kekayaan Yang Sebenarnya.
Inilah mereka yang sedang bekerja. Si tukang kayu membangun rumah dan
perabotan. Awalnya mereka mencari makanan seadanya. Tetapi dengan
berlalunya waktu, tanah-tanah mulai dikerjakan dengan rapi di ditanami,
dan si petani pun mulai bisa menikmati panennya.
Waktu terus berlalu, dengan kerja keras dari kelima orang ini, pulau
yang mereka datangi ini pun menjadi semakin kaya. Kekayaan mereka
bukanlah dalam bentuk emas atau kertas uang perbankan, tetapi kekayaan
dari barang-barang yang benar-benar memiliki nilai, kekayaan dalam
bentuk makanan, pakaian, hunian, dan segala yang lain yang diperlukan
oleh manusia.
Setiap orang mengerjakan apa yang dia bisa. Surplus dari produksinya
mereka saling bertukar satu sama lain. Walaupun kehidupan tidak gampang,
karena masih banyak hal lainnya yang mereka nikmati sebelumnya sebelum
kapal mereka tenggelam sekarang masih tidak ada, tetapi setidaknya
mereka sekarang terbebas dari yang namanya pajak, atau rasa takut akan
sitaan harta. Mereka hidup dengan sulit tetapi setidaknya bisa menikmati
buah dari pekerjaan mereka.
Sambil berupaya untuk hidup, mereka tetap berdoa, berharap suatu hari
mereka bisa kembali lagi berkumpul dengan keluarga mereka seperti
dulunya.
4. Sebuah Ketidaknyamanan Yang Serius
Dengan berlalunya waktu, akhirnya mereka menemukan sebuah hal yang
sangat menggangu, mereka tidak memiliki uang sebagai medium pertukaran
yang lebih baik. Produk yang mereka pertukarkan, tidak selalu ada di
tangan saat sebuah transaksi dijalankan. Contoh, kayu yang diberikan
kepada petani tidak bisa dibayar oleh si petani sebelum 6 bulan masa
tanam berakhir. Kadang-kadang lagi, seseorang memiliki sesuatu yang
nilainya lebih besar daripada yang barang yang ada di tangan rekan
dagangannya.
Orang-orang ini, walaupun mereka tahu cara memproduksi barang, kekayaan
yang sebenarnya, tetapi bagaimana menciptakan uang, simbol dari
kekayaan, adalah di luar kemampuan pikir mereka. Tentu saja, orang-orang
berpindidikan juga kadang-kadang sama, demikian juga para pejabat di
pemerintahan, semuanya tidak tahu bagaimana uang harus diciptakan.
5. Datangnya Seorang Pendatang.
Suatu hari, saat kelima orang ini sedang duduk-duduk di pantai,
mendadak datang sebuah kapal kecil dengan seorang penumpang. Orang ini
ternyata adalah seorang korban yang selamat dari kapal lain yang juga
tenggelam, nama orang ini adalah Oliver.
Bahagia karena memiliki teman baru, kelima orang ini memperlakukan dia
dengan sangat baik, dan mereka pun bercerita kepada Oliver tentang
kesulitan mereka karena tiadanya uang untuk digunakan.
“Oh, puji Tuhan,” Kata Oliver, “Karena saya sebenarnya adalah seorang
bankir. Dalam waktu singkat, saya akan merancang sebuah sistem keuangan
yang saya jamin akan memuaskan kalian semua. Kalian akan mulai kembali
ke peradaban.”
Kelima orang ini pun bersyukur luar biasa atas datangnya bankir
tersebut, ibarat malaikat yang diutus oleh Tuhan. Bukankah kita-kita,
yang hidup dalam peradaban yang maju, memang terbiasa memuja para
bankir, sang penguasa dan darah dari sistem finansial kita?
6. Dewa Peradaban.
“Oh Bapak Oliver, sebagai bankir kami, tugas Anda satu-satunya adalah menjaga uang kami, Anda tidak perlu bekerja di lapangan.”
Oliver mulai mengambil barang-barang yang dia selamatkan dari kapalnya
yang tenggelam, kertas dan sebuah mesin cetak, lengkap dengan tintanya,
dan juga sebuah tong besar.
Tong ini, kata Oliver, “Berisi harta yang paling berharga… Emas!”
“Wow…. Hebat, benar-benar malaikat utusan Tuhan. Barang kuning ini,
walaupun lebih sering disembunyikan dan tidak kelihatan, tetapi
senantiasa memiliki kekuasaan yang amat besar, bahkan bisa mempengaruhi
nasib dari sebuah bangsa.”
“Kawan-kawan, emas ini lebih dari cukup untuk kalian semua. Tetapi
emas ini tidak untuk disirkulasikan. Emas harus tersembunyi. Emas adalah
jiwa dari uang yang sehat, dan yang namanya jiwa selalu tidak
kelihatan. Saya akan menjelaskannya nanti saat Anda mendapatkan suplai
uang Anda yang pertama.”
7. Galian Rahasia.
Oliver bertanya kepada kelima orang ini tentang berapa kira-kira yang
mereka butuhkan untuk memulai perdagangan, dan mereka menjawab “$200
sudah cukup.”
Kelima orang ini bahagia sampai tidak bisa tidur, dalam kepala mereka sekarang penuh dengan gambaran emas di tangan mereka.
Oliver sendiri, bekerja penuh semangat karena bahagianya dia akan
nasibnya sebagai bankir. Mula-mula dia menggali sebuah lubang untuk
meletakkan tong yang berisi emas itu. Kemudian dia pun sibuk mencetak
uang-uang kertas $1 baru sebanyak $1000.
“Hebat, betapa sederhananya membuat uang. Semua nilainya datang dari
produk yang bisa dibelinya. Tanpa produksi, kertas-kertas ini sebenarnya
sampah. Kelima customer saya yang naïf tidak menyadari ini. Mereka
benar-benar berpikir uang ini nilainya datang dari emas. Kebodohan
mereka adalah alasan mengapa saya adalah tuan mereka.”
Besoknya, kelima orang ini pun menghampiri Oliver.
8. Siapa Pemilik Uang Ini?
Lima set uang sudah siap di atas meja.
Oliver berkata, “Sebelum Anda mengambilnya, saya ingin perhatian dari
Anda. Basis dari uang ini adalah emas. Dan emas yang saya simpan adalah
emas saya. Konsekwensinya, uang ini adalah uang saya. Tapi jangan
bersedih, saya akan meminjamkannya kepada Anda. Namun, Anda harus
membayar bunga. Mengingat uang sangat susah didapat, saya rasa 8%
tidaklah terlalu tinggi.”
“Oh, tentu saja, Pak Oliver,” Kata kelima orang itu.
Oliver menyambung, “Hal yang terakhir kawan, bisnis adalah bisnis,
walaupun antara kawan akrab. Sebelum Anda mengambil uang ini,
masing-masing dari Anda harus menandatangani surat ini. Anda berjanji
akan membayar bunga dan juga pinjaman pokok, bila tidak saya akan
memiliki hak untuk menyita aset Anda. Tentu saja, ini hanya formalitas.
Properti Anda tidaklah menarik bagi saya, saya hanya ingin uang. Saya
yakin saya akan mendapatkan uang saya kembali, dan Anda juga tidak akan
berpisah dengan harta Anda.”
“Hm, masuk akal Pak Oliver. Kami akan bekerja lebih keras lagi supaya
bisa membayar Anda kembali.” Dan kelima orang ini pun mengambil uang
tersebut dan mulai menggunakannya.
9. Sebuah Masalah Arimatika
Uang dari Oliver beredar dengan cepat di pulau tersebut. Perdagangan,
karena dipermudah oleh adanya uang, pun meningkat dua kali lipat. Semua
orang bahagia. Si bankir pun mulai mendapat status dan rasa hormat dari
kelima orang tersebut.
Tetapi, mari kita lihat… Mengapa si Tom tampak murung? Karena Tom, sama
seperti teman-temannya, telah menandatangani surat perjanjian kepada
Oliver. Dalam waktu satu tahun, $200 + $16 bunga harus dikembalikan.
Tetapi Tom hanya menyisakan beberapa dolar sekarang, dan waktu untuk
membayar sudah semakin dekat.
Sudah lama juga dia bimbang.. Oliver meminjamkan $1000 kepada mereka
berlima, tetapi uang yang harus dikembalikan adalah $1080. Sekalipun
mereka berlima mengembalkan semua uang di tangan kepada Oliver, mereka
masih kekurangan $80. Tak seorang pun memiliki $80 ini.
Memang mereka yang memproduksi barang, tetapi mereka tidak
memproduksi uang. Oliver pada dasarnya bisa mengambil alih seluruh pulau
ini, karena mereka berlima sama sekali tidak sanggup membayar kepada
Oliver sesuai perjanjian.
Tom pun mulai berdiskusi dengan keempat temannya, Tom berhasil
menjelaskan kepada mereka tentang anehnya sistem ini. Teman-teman Tom
mulai mengerti, dan mereka pun memutuskan untuk mengadakan pertemuan
dengan Oliver.
10. Bankir Yang Baik Hati
Lima orang ini pun berdebat dengan Oliver tentang masalah ini.
“Mana mungkin kami sanggup membayar $1080 kalau semua uang yang eksis hanya $1000?”
Oliver mendengarkan dengan tenang, dan kemudian menjawab kepada
mereka, “Bankir yang baik selalu beradaptasi dengan keadaan. Mulai
sekarang kalian hanya perlu membayar bunganya saja kepadaku. Pokok
pinjaman bisa Anda simpan terus.”
“Maksudnya $200 pinjaman kami dianggap lunas?” Tanya salah satu dari mereka.
“Tentu saja tidak. Bankir tidak akan menghapuskan hutang. Yang saya
maksudkan adalah mulai sekarang Anda hanya perlu membayar bunganya saja,
$80 per tahun kepada saya. Mungkin di antara kalian ada yang kekurangan
uang karena kurangnya perdagangan. Kalau begitu, organisasikan
komunitas Anda seperti sebuah bangsa. Buat sebuah sistem kontribusi,
yaitu apa yang kita sebut dengan pajak. Orang yang punya lebih harus
membayar lebih, dan yang kekurangan membayar lebih sedikit.”
Kelima orang ini pun pergi dengan diam, tetapi dalam hati mereka masih bingung.
11. Oliver Yang Bersuka-Ria.
Oliver kembali sendiri. Dia berpikir: “Bisnis lagi bagus. Orang-orang
ini memang pekerja yang rajin, tetapi mereka bodoh. Ketidaktahuan dan
kenaifan mereka adalah kekuatan saya. Mereka meminta uang, dan yang saya
berikan kepada mereka adalah rantai perbudakan.”
“Tentu saja, mereka bisa saja membuang saya ke laut. But hei… Saya punya
tanda tangan mereka. Mereka orang-orang jujur, mereka akan menepati
perjanjiannya. Orang jujur dan pekerja keras memang ada di dunia untuk
diperbudak para ahli finansial.”
“Oh Mammon! Saya merasakan kegeniusan perbankan merangkai keseluruhan
hidupku. Oh Tuanku! Betapa benarnya kamu saat kamu berkata: Izinkan
saya mengontrol uang sebuah negara, dan saya tidak peduli siapa yang
membuat hukumnya. Sayalah tuan di pulau ini karena sayalah yang
mengontrol uangnya.”
“Jiwaku penuh dengan antusiasme dan ambisi. Aku bisa mengenalikan
seluruh alam semesta. Apa yang aku, Oliver, lakukan di sini bisa aku
lakukan terhadap seluruh dunia. Oh! Andaikan saja saya bisa meninggalkan
pulau ini, saya tahu pasti saya bisa mengendalikan seluruh dunia tanpa
perlu mengenakan mahkota raja.”
“Kebahagiaan tertinggi saya adalah kalau saya bisa menerapkan
filosofi ini di pikiran orang-orang yang akan memimpin masyarakat:
bankir, industrialis, politisi, reforman, guru, jurnalis, dll, semuanya
akan menjadi budakku. Publik akan merasa puas hidup dalam perbudakan di
saat para elit di antara mereka akan menjadi pengawas mereka.”
12. Biaya Hidup Yang Tak Terjangkau
Situasi perlahan-lahan bertambah buruk di pulau ini. Produksi memang
meningkat, dan aktifitas barter turun ke minimum. Oliver menerima bunga
pinjamannya secara teratur. Yang lain harus berpikir bagaimana
menyisakan uang untuknya. Dengan demikian, uang tidak benar-benar
beredar dengan bebas.
Mereka yang membayar lebih banyak pajak memprotes. Mereka menaikkan
harga jual barangnya sebagai kompensasi atas kerugiannya. Mereka yang
tidak membayar pajak akhirnya harus menghadapi biaya hidup yang terus
meningkat. Bila seseorang akhirnya bekerja untuk yang lain, dia akan
terus-menerus meminta kenaikan gaji untuk memenuhi ongkos hidup yang
terus meningkat.
Moral sudah sangat rendah, tidak ada lagi kesenangan dalam hidup. Tidak
juga semangat dalam bekerja. Untuk apa juga? Penjualan sangat sulit.
Kalaupun menjual, akhirnya harus membayar pajak. Ini benar-benar sebuah
krisis. Dan kelima orang ini saling menuduh satu sama lain bahwa mereka
menuntut terlalu banyak sumbangan dari yang lain.
Suatu hari, Harry, yang duduk merenungkan situasi mereka, akhirnya
tiba pada sebuah kesimpulan akhir. Perubahan sejak kedatangan si
perancang sistem moneter baru mereka telah merusak segalanya di pulau
itu. Tentu saja, mereka berlima juga memiliki kesalahan, tetapi tetap
saja sistem dari Oliverlah yang menyebabkan kerusakan terbesar.
Harry berhasil menjelaskan kepada teman-temannya. Satu demi satu dari
mereka akhirnya paham, dan mereka pun memutuskan untuk mengadakan
pembicaraan lagi dengan Oliver.
13. Diperbudak Oleh Oliver.
Pertengkaran hebat pun terjadi.
“Uang benar-benar kurang di pulau ini kawan, karena Anda mengambilnya
dari kami! Kami membayar dan membayar, dan tetap saja kami berhutang
sama banyaknya seperti sebelumnya. Kami sudah bekerja dengan sangat
keras, tetapi kondisi kami bahkan lebih buruk dibanding sebelumnya.
Hutang! Hutang! Yang ada pada kami hanyalah hutang!”
“Oh, kawan, bicaralah yang masuk akal! Kehidupan kalian sudah lebih
baik, terima kasih kepadaku. Sistem perbankan yang baik adalah aset
terbaik sebuah bangsa. Tetapi supaya bisa berfungsi maksimal, Anda harus
mempercayai bankirnya. Datanglah padaku seperti datang pada ayahmu.
Apakah uang yang Anda inginkan? Tidak masalah, simpanan emasku masih
cukup untuk menerbitkan ribuan dolar yang lain. Saya akan meminjamkan
kepada kalian seribu dolar lagi, Anda tinggal menjaminkan aset Anda
kepadaku.”
“Jadi sekarang hutang kami menjadi $2000! Dan kami harus membayar dua kali lipat bunga sepanjang sisa hidup kami!”
“Ya, benar — Tetapi saya akan meminjami kalian lagi saat nilai
properti Anda meningkat. Kalian tidak perlu membayar saya apapun selain
bunga. Kalian bisa menggabungkan semua hutang kalian menjadi satu, kita
akan menyebutnya konsolidasi hutang. Kalian bisa menambah hutang itu,
tahun demi tahun.”
“Dan menaikkan pajak, tahun demi tahun?”
“Tentu saja, tetapi pendapatan Anda kan juga akan meningkat setiap tahun.”
“Jadi, semakin pulau ini maju karena usaha kami, semakin besar hutang publik kami!”
“Iya, emangnya kenapa! Sama seperti di manapun di peradaban yang
lain. Tingkat peradaban sebuah komunitas selalu bisa dilihat dari
seberapa besar ukuran hutang mereka kepada bankir.”
14. Srigala Memakan Domba.
“Itukah yang namanya sistem moneter yang sehat, Pak Oliver?”
“Bapak-bapak, semua uang yang baik adalah berbasis emas, dan muncul dari
bank dalam bentuk hutang.
Hutang nasional adalah hal yang baik. Ini
akan mencegah kalian merasa puas diri. Ini akan membuat pemerintahan
manapun lebih bijak, yang diturunkan oleh bankir. Sebagai bankir,
sayalah obor cahaya peradaban di pulau ini. Sayalah yang akan mendikte
politik dan mengatur standar hidup kalian.”
“Pak Oliver, kami bukan orang berpindidikan, tetapi kami tidak ingin
peradaban seperti itu di sini. Kami tidak akan meminjam satu sen pun
lagi dari Anda. Tidak masalah uang baik atapun tidak baik, kami tidak
ingin lagi bertransaksi denganmu.”
“Bapak-bapak, saya benar-benar kecewa dengan keputusan kalian. Tetapi
bila kalian mengingkari perjanjian ini, ingat, saya punya tanda tangan
kalian. Bayar saya semuanya – pokok pinjaman dan bunga.”
“Tetapi itu mustahil, Pak. Kalaupun kami mengembalikan semua uang yang ada di pulau ini, kami masih tidak bisa melunasinya.”
“Saya tidak bisa membantu. Kalian sudah menandatangani perjanjian ini sebelumnya, bukan?”
“Berdasarkan isi kontrak, dengan demikian saya berhak menyita semua
properti kalian. Kalian harus mentaati apapun yang saya katakan
sekarang. Kalian akan terus mengeksploitasi pulau ini, dan terus
melayani saya. Sekarang kalian keluar! Dan tunggu perintah dari saya
besok.”
15. Mengendalikan Media
Oliver tahu pasti siapa yang mengendalikan uang, dialah yang
mengendalikan bangsa. Tetapi dia juga sadar, untuk mempertahankan
kekuasaan, sangat penting untuk mempertahankan agar masyarakat tetap
bodoh, dan terus mengalihkan perhatian masyarakat ke hal yang lain.
Oliver mengamati bahwa dari 5 orang itu, 2 termasuk konservatif dan 3 adalah liberal.
Harry, yang termasuk netral di antara mereka berlima, menyadari bahwa
mereka semua memiliki kebutuhan dan aspirasi yang sama, menyarankan
agar dibentuk sebuah perserikatan bersama, untuk memberikan tekanan
kepada penguasa. Serikat semacam ini, tentu saja tidak diizinkan oleh
Oliver. Ini akan berarti akhir dari kekuasaannya. Tidak ada diktator dan
ahli finansial manapun yang sanggup menghadapi masyarakat yang bersatu,
masyarakat yang terdidik.
Dan dengan demikian, Oliver pun mulai menciptakan perpecahan di
antara mereka. Dia membiayai dua jenis Koran. “The Sun” untuk para
liberal, dan “The Star” untuk para konservatif.
Topik umum “The Sun” adalah: Penderitaan terjadi karena kaum pengkhianat
konservatif telah menjual kepentingan bersama kepada perusahaan besar.
Dan topik umum “The Star” adalah: Hancurnya negara, bisnis pada umumnya,
dan hutang publik adalah karena tanggung jawab para liberal.
16. Sebuah Harta Terapung.
Suatu hari, Tom, saat berada di pantai, menemukan sebuah perahu kosong yang terapung di tepian.
Di dalamnya, terdapat sebuah naskah yang masih dalam kondisi baik, “Tahun Pertama Kredit Sosial.”
Dia membacanya dengan teliti, dan akhirnya dengan bahagia berkata,
“Inilah yang kita cari! Seharusnya kita memahami hal ini sebelumnya.”
“Nilai uang datang bukan dari emas, tetapi dari produk di mana uang itu bisa digunakan untuk membeli.”
Sederhananya, uang adalah unit akuntansi, berpindah-pindah mengikuti
pembelian dan penjualan. Total uang tergantung total produksi.
Setiap saat produksi meningkat, unit uang pun ikut meningkat. Tidak
diperlukan bunga saat uang diciptakan. Kemajuan dinilai bukan dari
naiknya hutang publik, tetapi dari dividen yang diciptakan oleh
masing-masing individual. Harga barang adalah disesuaikan dengan daya
beli dari koefisien harga. Kredit sosial.
Tom berlari dengan cepat, tak sabar untuk menemui teman-temannya.
17. Uang – Akuntansi Dasar
Tom mengajarkan kepada teman-temannya apa yang barusan dikirim oleh Tuhan kepada mereka, kredit sosial.
“Inilah yang kita perlukan, tanpa si bankir dan emasnya, tanpa perlu untuk melibatkan diri dalam hutang”
“Saya akan membuka masing-masing sebuah account atas nama kalian
semua. Di sisi kanan kolom adalah kredit yang meningkatkan nilai account
Anda, dan di sisi kiri adalah debit yang mengurangi nilai account
Anda.”
“Setiap orang membutuhkan $200 untuk memulai. Tak masalah. Kita menulis $200 di sisi kredit di buku masing-masing.”
Frank membeli dari Paul sebanyak $10. Kita mengurangi $10 dari Frank, dan menambah $10 ke Paul.
Jim membeli dari Paul sebanyak $8. Kita mengurangi $8 dari Jim, dan menambah $8 ke Paul.
Paul membeli dari Frank sebanyak $15. Kita mengurangi $15 dari Paul, dan menambah $15 ke Frank.
dst… sama seperti cara uang berpindah tangan sebelumnya.
Bila seseorang membutuhkan uang untuk meningkatkan produksinya, kita
menerbitkan kredit yang diperlukan kepadanya. Setelah dia menjual
produk-produknya, dia mengembalikan uang itu ke dana kredit.
Demikian
juga dengan pekerjaan umum, dibiayai oleh kredit baru.
Dengan demikian, secara periodik nilai di account masing-masing orang
akan meningkat, tetapi tanpa mengambil nilai kredit dari orang yang
lain. Uang, dalam cara ini, adalah pelayan manusia, bukan sebaliknya.
Inilah dividen nasional.
18. Bankir Yang Patah Hati.
Komunitas ini sekarang menjadi anggota kredit sosial. Hari berikutnya, Oliver menerima selembar surat dari mereka berlima:
“Bapak tersayang! Anda telah mendorong kami ke dalam lembah hutang
dan mengeksploitasi kami. Kami tidak membutuhkan Anda lagi dalam sistem
keuangan kami. Mulai sekarang, kami akan menerbitkan uang kami sendiri,
tanpa emas, tanpa hutang, dan tanpa pencuri. Kami akan mendirikan sistem
kredit sosial di pulau ini. Dividen nasional akan menggantikan hutang
nasional.
“Kalau Anda memaksa untuk dibayarkan kembali, kami akan membayar Anda
semua uang yang Anda berikan kepada kami, tidak satu sen lebih dari
itu. Anda tidak bisa mengklaim uang yang tidak Anda ciptakan.”
Oliver putus asa. Kerajaannya mulai goyah. Impiannya pudar. Apa yang
bisa dia lakukan? Segala argumen adalah percuma. Mereka berlima sudah
memiliki kredit sosial. Uang dan kredit bukan lagi hal yang misterius
bagi mereka berlima, sama seperti Oliver.
“Oh Tuhan, orang-orang ini sudah menang lewat kredit sosial. Apakah saya
sebaiknya meminta maaf kepada mereka? Ikut dalam sistem mereka? Tidak,
tidak boleh! Lebih baik saya menyingkir dan menjaga jarak dulu dengan
mereka!”
19. Kebohongan Yang Terbongkar
Untuk melindungi klaim di masa mendatang oleh Oliver, kelima orang
ini memutuskan bahwa Oliver harus menandatangani dokumen bahwa dia telah
mengambil kembali semua yang dia miliki sejak dia datang ke pulau ini.
Maka mereka pun melakukan inventori: perahu, dayung, mesin cetak, dan tentu saja emasnya.
Oliver harus memberitahukan di mana dia mengubur emasnya. Kemudian
mereka pun pergi menggalinya, tanpa perasaan respek yang berlebihan
mengenai apa yang sedang mereka cari. Kredit sosial telah membuat mereka
memandang rendah emas.
Mereka mengangkat tong yang berisi emas tersebut. Betapa terkejutnya
mereka, emas yang diklaim Oliver ternyata hanyalah berisi batu. Batu!!
Mereka telah diperdayai Oliver selama ini.
“Kita telah mengadaikan semua harta kita demi mendapatkan beberapa
lembar uang kertas yang dijamin oleh batu! Ini perampokan, pembohongan!”
“Hampir saja kita memarahi dan membenci satu sama lain demi kebohongan ini. Dasar setan.”
Frank yang marah besar pun mengambil kapaknya, dan si bankir pun melarikan diri menuju hutan.
20. Selamat Tinggal Kepada Pulau.
Oliver kemudian menghilang.
Tak lama kemudian, sebuah kapal melewati pulau mereka, dan melihat
kelima orang ini. Mereka pun mengikuti kapal ini menuju ke tujuan kapal,
Amerika Serikat.
Mereka membawa bersama mereka naskah kredit sosial mereka, yang
menyelamatkan mereka dari si ahli finansial licik, Oliver, dan mereka
pun berjanji akan berusaha menghubungi managemen yang menulis naskah ini
begitu mereka sampai ke Amerika. Mereka sudah bertekad untuk menjadi
juru bicara sistem ini.
***“Orang kaya berkuasa atas orang miskin. Orang yang berhutang adalah budak dari yang menghutangi.”
– Amsal 22 : 7 –
(DISARIKAN DARI :PUSTAKA POHON BODHI )– Amsal 22 : 7 –
panjikhilafah
0 komentar:
Posting Komentar