Minggu, 13 Desember 2015

Dampak MEA Terhadap Perkembangan Sektor Konstruksi



By Shabrina Izzati

Apa itu MEA
MEA adalah kepanjangan dari Masyarakat Ekonomi Asean. Ini merupakan suatu kesepakatan sebagai bentuk penguatan di berbagai sektor, terutama demi pertahanan guncangan global. Implementasi dari kebijakan ini mirip seperti FTA yakni Free Trade Area, tetapi masih dalam ASEAN. Kebijakan ini rencananya masih jauh-jauh hari, namun karena semakin dibutuhkannya kerja sama bilateral dalam penguatan negara-negara ASEAN dari serangan produk luar negeri maka diajukanlah MEA hingga tahun 2015.

Kenapa harus MEA
MEA merupakan terobosan baru sebagai pembangkit ekonomi yang pernah ambruk pada tahun 1997 dan pernah juga krisis pada tahun 2009.  Salah satu cara untuk membangkitkan pertumbuhan ekonomi tersebut adalah Free Trade, because Free Trade is the best to get equilibrium and efficiency. Secara teori, sebuah liberalisasi ekonomi bisa menjadi pemicu percepatan pertumbuhan ekonomi karena sebuah kebebasan akan menuntut ke persaingan yang tinggi pula. Persaingan atau kompetisi yang tinggi akan menimbulkan efisiensi yang tinggi sehingga harga akan lebih terjangkau oleh masyarakat. Sesuai hukum permintaan, rendahnya harga akan menimbulkan banyaknya konsumsi. Karena harga produk bisa rendah dengan efisiensi yang tinggi maka penjual akan mendapatkan profit yang banyak pula sehingga dapat meningkatkan income masyarakat. Maka dari sinilah terciptalah kesejahteraan masyarakat.

4 Pilar MEA
Terbentuknya pasar dan basis produksi tunggal
Bebas arus barang, bebas jasa, bebas investasi, bebas tenaga kerja, bebas foodarus permodalan, PIS, perkembangan sektor -agriculture-forestry.
Kawasan berdayasaing tinggi
Kebijakan persaingan, perlindungan konsumen, HKI, pembangunan infrastruktur, kerjasama energi, perpajakan, e-commerce.
Kawasan dengan pembangunan ekonomi merata
perkembangan UKM, mempersempit kesenjangan pembangunan antar negara ASEAN.
Integrasi dengan perekonomian dunia
pendekatan koheren terhadap hubungan ekonomi, eksternal, partisipasi yang semakin meningkat dalam jaringan suplai global.

Dampak MEA
Dampak utama MEA adalah semakin terjadinya liberalisasi ekonomi dikawasan ASEAN. Dampak lainnya antara lain, penurunan biaya perjalanan transportasi, menurunkan secara cepat biaya telekomunikasi, meningkatkan jumlah pengguna internet, informasi akan semakin mudah dan cepat diperoleh, meningkatnya investasi dan lapangan kerja.

Apa itu Sektor Konstruksi
Konstruksi atau bangunan adalah suatu kegiatan yang hasil akhirnya berupa bangunan/konstruksi yang menyatu dengan lahan tempat kedudukannya, baik yang digunakan sebagai tempat tinggal atau sarana lainnya. Sektor konstruksi adalah salah satu sektor andalan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan selalu dituntut untuk tetap meningkatkan kontribusinya melalui tolak ukur terhadap PDB nasional. Peranan sektor konstruksi cukup strategis dan tak terpisahkan dengan pembangunan suatu daerah/negara.

Jumlah Perusahaan Konstruksi 2010 – 2013
Sejak tahun 2010-2013, jumlah perusahaan konstruksi di Indonesia cenderung tidak mengalami perubahan yang signifikan. Tidak banyak perubahan yang terjadi pada jumlah perusahaan konstruksi.

Prediksi Pasar Konstruksi di Indonesia 2014 -- 2015
Pasar konstruksi di tahun 2014 diperkirakan akan tetap ramai dengan bangunan Highrise & Commercial Building seperti hotel, apartemen, perkantoran, dan lain-lain. Pasar Highrise & Commercial Building diprediksi akan menyumbang sekitar 73.84% atau sekitar 18.460.235 sqm dari total proyek yang direncanakan dibangun di tahun 2014. Sementara sector Industri & Infrastruktur diprediksi berada di kisaran 11.97% atau sekitar 2.9993.294 sqm. Selain itu, di tahun 2014 ini diperkirakan diramaikan oleh pembangunan rumah tinggal dari mulai level rumah sederhana sampai yang dikatakan rumah mewah.

Kontribusi Sektor Konstruksi terhadap PDB
Pada tahun 2013 sektor konstruksi terus mengalami peningkatan dari triwulan ke triwulan. Dibandingkan dengan lapangan usaha lain, sector konstruksi memiliki sumbangan yang cukup besar.

Dampak MEA pada Sektor Konstruksi
Kondisi pasar konstruksi di Indonesia saat ini terus mengalami peningkatan. Dengan kondisi seperti ini, Indonesia dinilai akan mampu memenangkan persaingan dalam sektor jasa konstruksi saat terjadi liberalisasi dengan diberlakukannya MEA mulai 2015.

Hal ini disebabkan dalam 15-20 tahun terakhir ini, pembangunan infrastruktur di Indonesia sangat besar. Sepanjang sepuluh tahun terakhir para pelaku konstruksi Indonesia terlihat semakin lama semakin menguasai masalah pasar konstruksi di nasional.

Faktor lain adalah faktor pengalaman dari para pelaku jasa konstruksi, yang sudah banyak bekerja di pasar Internasional. Sampai saat ini para pekerja konstruksi baik menengah maupun terampil sudah banyak bekerja di negara-negara lain.

Pelaksanaan MEA akan membuka kesempatan seluas-luasnya bagi warga ASEAN yang memiliki keterampilan atau keahlian khusus, pengetahuan, kemampuan di bidangnya, merupakan lulusan perguruan tinggi, akademik, sekolah teknik, atau dengan pengalaman kerja mumpuni untuk mendapatkan pekerjaan tanpa ada hambatan di negara ASEAN yang dituju.

Pemerintah memfasilitasi sertifikasi pekerja agar kemampuannya dapat diakui di negara lain.

Untuk melindungi pekerja lokal, pemerintah pusat sudah berupaya dengan membatasi kebebasan tenaga asing untuk masuk ke Indonesia.

Di sisi sumberdaya manusia, persaingan yang muncul karena masuknya tenaga kerja asing mendorong pekerja untuk meningkatkan kemampuannya.



Masalah yang dihadapai Sektor Konstruksi

Minimnya SDM berkualitas
Misalnya, jika mengacu pada data terakhir, jumlah pelaku jasa konstruksi nasional berjumlah 117.042 badan usaha dan konsultan berjumlah 4.414 pelaku usaha. Namun, hingga kini badan usaha dengan kualifikasi besar masih sedikit dibandingkan dengan kualifikasi kecil maupun sedang. Begitu juga dengan tenaga kerja konstruksi, diketahui tenaga ahli berjumlah 10 persen, tenaga terampil 30 persen, dan kelompok buruh kasar 60 persen.

Para tenaga konstruksi belum tertata dengan baik
Ini karena sekitar 90 persen dari mereka adalah perusahaan golongan kecil yang belum memiliki tenaga ahli kompeten.Hal ini pun turut memengaruhi daya saing, bahkan bukan tidak mungkin Indonesia akan semakin sulit membendung gempuran kontraktor asing.

Masih terjadi persaingan yang tidak sehat dalam memperebutkan suatu tender di lingkungan perusahaan penyedia jasa
Terlihat belum terwujudnya secara optimal kemitraan yang sinergis antara kontraktor besar dengan kontraktor kecil. Terlebih lagi, dalam menghadapi pasar bebas ASEAN, hanya segelintir tenaga kerja konstruksi yang mau mendaftar.

Ketergantungan bahan baku impor
Seperti material aspal, besi baja serta peralatan lainnya.

Minimnya dukungan pemerintah
Kontraktor nasional, saat ini membutuhkan dukungan intensif fiskal untuk dapat bersaing di pasar internasional, juga pembebasan pajak berganda. Selain itu, dukungan diplomasi bisnis, pameran, dan rekomendasi untuk kebijakan-kebijakan lainnya.

Lain-lain
Tidak adanya dukungan pembiayaan murah dari perbankan dan rezim perpajakan, regulasi yang belum sepenuhnya mendukung ruang gerak kontraktor, rendahnya kepercayaan bank lokal mendukung pembiayaan, serta yang paling krusial, belum adanya kepastian hukum khususnya yang menyangkut pembebasan lahan.

Kesimpulan
Pasar konstruksi di Indonesia sebagai pasar kedua terbesar di Asia setelah China akan terus tumbuh dan meningkat. Jikapun ada penurunan sedikit karena dihantam tiga kendala, yaitu kenaikan upah minimum regional (UMR) dan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, serta pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar.

Dampak positif MEA terhadap sector konstruksi antara lain membuka kesempatan seluas-luasnya bagi warga ASEAN untuk mencari kerja di setiap negara yang ada di kawasan tersebut, semakin terbukanya persaingan tenaga-tenaga terampil di ASEAN, persaingan yang muncul karena masuknya tenaga kerja asing mendorong pekerja untuk meningkatkan kemampuannya.

Sedangkan dampak negatif MEA terhadap sektor konstruksi antara lain terancamnya pekerja Indonesia oleh pekerja asing sehingga memungkinkan angka pengangguran semakin tinggi.

Saran
Perlu ada kolaborasi antara lembaga riset pemerintahan dengan dunia pendidikan baik dari sisi swasta maupun pemerintah.
Hal ini dikarenakan konstruksi Indonesia masih sangat kekurangan SDM yang berkualitas sementara tuntutan dunia konstruksi semakin meningkat tiap tahunnya. Selain itu, kolaborasi ini juga penting untuk menciptakan penerapan hukum yang konsisten, sosialisasi birokrasi konstruksi yang menyeluruh, serta pembentukan lembaga pengawasan dan pendukung seperti permodalan dan asuransi.

Peningkatan kualitas program pendidikan
Untuk menyongsong era pasar bebas dan AFTA yang semakin dekat, diperlukan konstruksi yang aman, nyaman dan tertib di Indonesia. Apalagi di era terbuka, inovasi, solusi, efesiensi dan produktifitas menjadi faktor penting untuk bertahan di pasar dengan kompetisi yang luas. Untuk mencapai hal itu, perlu adanya peningkatan kualitas program pendidikan sehingga dapat memenuhi tuntutan pasar.


Prezi.com

0 komentar: