Senin, 28 September 2015

Megawati Buka Konferensi Tionghoa se-Dunia di Bali

 


Presiden RI kelima, Megawati Soekarnoputri, optimistis Indonesia tetap menjadi tujuan investor Tionghoa dari seluruh dunia di tengah kondisi ekonomi, yang sedang melambat sekarang ini. Hal itu didasari dengan sejarah panjang yang dimiliki Indonesia dan Tiongkok dalam keerjasama ekonomi.

"Indonesia masih tetap dilihat, didengar oleh banyak kalangan masyarakat dari China overseas," ucap Megawati saat memberikan sambutan singkat dalam Konferensi Pengusaha Tionghoa Dunia ke-13 di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Sabtu (26/9).

Optimisme Megawati berangkat dari banyaknya para peserta konferensi yakni sekitar tiga ribu orang yang merupakan keturunan Tionghoa dari 30 negara, mengikuti konferensi yang digelar dua tahun sekali tersebut. Karena itu, lanjut dia, Indonesia perlu membuka pintu kepada para investor Tionghoa untuk menanamkan sahamnya di Indonesia dengan potensi yang besar.

"Dengan negara kepulauan Indonesia begitu besar, kami tidak cukup membangun negeri dan membutuhkan bantuan negara lain. Kami ingin untuk teman-teman dari RRT maupun mereka yang datang dari 30 negara, maka kami dapat menerima dengan baik," ujar presiden wanita pertama di Indonesia itu yang usai berbicara sempat diberi kesempatan untuk secara simbolis membuka konferensi tersebut yang dilakukan dengan pemukulan gong.



Indonesia menjadi tuan rumah pelaksanaan Konferensi Pengusaha Tionghoa Dunia ke-13 yang digelar di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC).

Menurut Chairman Indonesia Chinese Enterpreneurs Association Kiki Barki, kegiataan ini merupakan salah satu platform penghubung pengusaha China dari seluruh dunia. Sebagai negara dengan jumlah warga negara keturunan China terbanyak di dunia, Indonesia memiliki peluang besar untuk tujuan investasi.

Dia mengajak pengusaha keturunan China datang dan berinvestasi di Indonesia karena saat ini merupakan momen yang tepat.

"Bangsa Indonesia sangat toleran, tentu banyak pengusaha China ke sini sudah melihat dan mengerti bahwa sekarang ini adalah momentum investasi di Indonesia, mungkin dari US$1 bisa menjadi US$ 2-US$ 3 sebab semua barang sedang murah murah," ujarnya di Nusa Dua, Sabtu (26/9/2015).


Ketua Umum Perhimpunan Pengusaha Indonesia Tionghoa (Perpit) Kiki Barki dalam kesempatan itu juga mengajak para investor datang ke Indonesia untuk menanamkan sahamnya.

Kiki yang juga selaku Ketua Konferensi Pengusaha Tionghoa Dunia itu menjelaskan bahwa Indonesia memiliki potensi yang besar untuk digarap dari sejumlah sektor di antaranya tambang dan batubara.

Sementara itu, Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Luhut Binsar Panjaitan, mewakili pemerintah Indonesia yang turut memberikan sambutan juga mempromosikan potensi Indonesia kepada investor Tionghoa itu di antaranya sektor infrastruktur dan kelistrikan.

"Datanglah ke Indonesia dan kami berjanji memberikan kemudahan investasi," ucapnya.


Beritasatu.com
Bisnis.com
okezone.com

0 komentar: