Sabtu, 30 April 2016

Jalan Tol Didesain Bebas Hambatan, Tapi Tidak Bebas Macet

Setiap dua tahun,‎ Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) diizinkan menaikkan tarif dengan persyaratan telah memenuhi standar pelayanan minimum (SPM) yang ditetapkan. Meski tarif naik, pelayanan Jalan Tol dianggap kurang maksimal lantaran sering terjadi macet.

Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), Herry Trisaputra Zuna mengatakan, macet di jalan tol sulit dihindari, lantaran laju pertumbuhan kendaraan jauh melebihi laju pertumbuhan jalan tol yang ada.

"Jalan tol memang didesain bebas hambatan. Tidak ada tikungan tajam, tidak ada tanjakan curam, dan tidak ada persimpangan sebidang. Tapi jalan tol tidak didesain bebas macet," ujar dia, saat berbincang dengan detikFinance, di ruang kerjanya, Jakarta, Selasa (5/1/2016).

Menurut Herry, kejadian macet di jalan tol adalah kondisi yang disebabkan faktor yang di luar kendali pengelola jalan tol. Ia menyebut kemacetan terjadi karena volume kendaraan yang masuk jalan tol‎ melebihi kapasitas yang diperkenankan.

Menurutnya, volume kendaraan yang ideal di jalan tol adalah 50% dari kapasitas jalan tol itu sendiri. Artinya, untuk sebuah jalan tol dengan kapasitas lalu lintas harian sebanyak 1.000 kendaraan per hari, idealnya dilintasi oleh 500 kendaraan saja‎ setiap harinya.

Namun yang terjadi saat ini, lanjut dia, jalan tol berkapasitas 1.000 kendaraan per hari dilintasi oleh 1.000 kendaraan bahkan lebih setiap harinya. Membuat jalan tol lebih mirip tempat parkir raksasa.

"Pengelola bisa meningkatkan kualitas jalan, pelayanan transaksi dan sebagainya. Tapi tidak bisa membendung kendaraan yang mau masuk tol. Jadi tidak fair (tidak adil) kalau kinerja pengelola jalan tol diukur dari variabel yang dipengaruhi faktor dari luar," pungkas dia.

DetikFinance

0 komentar: