Rabu, 29 Juni 2016

Jalan Panjang Tol Bocimi dari Bakrie, MNC hingga Waskita

Awaknya  konsensi dikuasai Grup Bakrie. Tol yang diharapkan memecah kemacetan Jakarta-Puncak ini mangkrak sejak 1997.

Presiden Joko Widodo memerintahkan pengembang tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi) untuk mempercepat penyelesaian proyek yang telah mangkrak sejak 1997 silam. Telah empat kali ground breaking, jalan tol sepanjang 54 km ini belum juga bisa dipakai hingga sekarang.

Beginilah jalan panjang Tol Bocimi.

Konsesi ruas tol ini awalnya dipegang Grup Bakrie. Tak hanya Bocimi, Grup Bakrie kala itu juga menguasai empat ruas lainnya, yakni Pejagan-Pemalang 57 km, Pasuruan-Probolinggo 31 km, Batang-Semarang 75 km, dan tol Kanci-Pejagan 35 km.

Namun, pada tahun 2012, Grup Bakrie dililit masalah utang yang cukup berat sehingga harus menjual beberapa anak usaha mereka, termasuk PT Bakrie Toll Road yang menguasai lima ruas tol tersebut. Aset ini kemudian dibeli Grup MNC milik Hary Tanoesoedibjo.

Walhasil, sejak 2012 Grup MNC menguasai konsesi lima ruas tol yang sebelumnya dimiliki Bakrie, termasuk tol Bocimi. Grup MNC kemudian baru melangsungkan acara peresmian kembali--untuk yang ke-4 kalinya--tiga tahun pasca mendapat konsesi tol tersebut, yakni pada Februari 2015. Sekaligus, diumumkan salah satu kontraktornya adalah BUMN PT Waskita Karya Tbk (WSKT). Tiga bulan usai ground breaking itu, Grup MNC mengumumkan keikutsertaan kontraktor lainnya, yakni PT Posco E&C.

Perjanjian antara MNC-Posco mencakup pengerjaan paket II dan III konstruksi Seksi I Tol Bocimi sepanjang 9,75 km. Sementara untuk paket I dikerjakan oleh Kerja Sama Operasi (KSO) PT Waskita Karya (Persero) Tbk dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Belum setahun dikerjakan, MNC melepas konsesi tol kepada PT Waskita Karya Tbk. Pelepasan Tol Bocimi beriringan dengan pelepasan empat ruas lainnya, yakni Pejagan-Pemalang, Pasuruan-Probolinggo, Batang-Semarang, dan Kanci-Pejagan; semua kepada Waskita.

Belum jelas apa alasan MNC menjual sejumlah ruas tolnya tersebut. Namun, khusus untuk Tol Bocimi, dalam setahun terakhir memang belum menunjukkan perkembangan yang signifikan. Dari empat seksi, proses konstruksi masih terfokus pada seksi I (Ciawi-Ciherang/Lido) sepanjang 15,35 km. Konstruksi di tiga seksi lain belum dikerjakan, masih dalam tahap pembebasan lahan. 

Bahkan, dalam proses konstruksi seksi I, salah satu kontraktor sudah mendapat teguran dari Dirjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Hediyanto W. Husaini. Isinya: memperingatkan kontraktor asal Korea Selatan PT Posco E&C Indonesia untuk mengejar target konstruksi. "Kalau tidak ada progres signifikan, kami akan memutus kontrak. Ini karena kami berharap besar pada pembangunan Tol Bocimi," ujar Hediyanto saat meninjau pembangunan Jalan Tol Bocimi, akhir pekan lalu.

Ancaman tersebut terlontar karena progres pembangunan di lapangan untuk paket II dan II terbilang lebih lambat dibandingkan paket I. Padahal, pembebasan lahan untuk seksi I sendiri sudah selesai 96 persen.

Ruas tol yang mangkrak 17 tahun ini lama dinanti-nantikan masyarakat karena diyakini dapat mengurangi kemacetan laten di jalur Jakarta-Puncak. Grup MNC sendiri tengah menggeber pembangunan Lido Resort di Sukabumi. Lido memiliki lahan seluas kurang lebih 2.000 hektar. Nantinya, kawasan ini bakal menjadi salah satu proyek andalan MNC Group.

MNC Grup melalui PT MNC Land Tbk (KPIG) pada tahun 2012 mengakuisisi PT Lido Nirwana Parahyangan milik Grup Bakrie melalui rights issue senilai Rp1,4 triliun.

Kerjasama MNC - Donald Trump

Tol Bocimi akan melewati kawasan terintegrasi Lido milik MNC

Presiden Jokowi beberapa waktu lalu mengunjungi tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi) dan meminta pembangunan dipercepat. Jokowi pun menargetkan pembangunan tol harus selesai pada 2018 setelah mangkrak 19 tahun.

“Tol ini pernah groundbreaking empat kali tapi terhenti”, ujar Jokowi kepada media.

Tol Bocimi memiliki panjang 54 kilometer yang terbagi dalam empat seksi. Seksi I dengan rute Ciawi – Cigombong sepanjang 15,35 km yang ditargetkan selesai di tahun 2017, Seksi II Cigombong – Cibadak sepanjang 12 km, Seksi III Cibadak – Sukabumi Selatan sepanjang 13,7 km dan Seksi IV Sukabumi Selatan – Sukabumi Tengah dengan panjang 13,05 km.

MNC Grup melalui PT MNC Tol Investama diketahui pernah memiliki Tol Bocimi. MNC memiliki tol ini sejak 2012 yang diperoleh dari Bakrie Group beserta lahan di Lido. Namun sayangnya proyek tol ini tidak kunjung menunjukkan progress yang signifikan sehingga Waskita melalui anak usahanya Waskita Toll Road mengambil alih.

Padahal Tol Bocimi akan melewati dan menjadi akses utama kawasan terintegrasi Lido milik MNC. Grup yang dinakhkodai oleh Harry Tanoesoedibjo ini tengah mengembangkan kawasan terintegrasi yaitu Lido Integrated Resort & Theme Park dengan luas 3.000 ha. Kawasan ini bakal dilengkapi berbagai akomodasi dan fasilitas yang cukup mengesankan. Sebut saja Donald Trump, salah satu pebisnis internasional yang saat ini menjadi kandidat presiden AS, setuju untuk bekerja sama mengelola hotel dan resort ekslusif di Lido melalui Trump Hotel Collection. Selain itu, rencananya di kawasan ini juga akan dibangun taman hiburan (theme park) yang disebut-sebut akan menjadi Disneyland-nya Indonesia.

Keuntungan KPIG

Berdasarkan laporan keuangan PT MNC Land Tbk (KPIG) -- anak usaha MNC grup yang mengembangkan kawasan terintegrasi Lido --, tanah yang dimiliki saat ini di kawasan Lido melalui anak usaha KPIG yaitu Lido Nirwana Parahyangan seluas 10.37.935m2 dengan nilai buku Rp 1,3 triliun atau sebesar Rp127 ribu/m2

Jika tol Bocimi selesai, maka harga tanah kawasan tersebut diproyeksikan akan meningkat. Dari paparan publik KPIG, potensi harga jual tanah di lokasi yang berjarak 1 jam di luar Jakarta dapat mencapai kisaran US$500 – 1.600 atau jika dikonversikan setara Rp 6,7 – 21,3 juta. Bandingkan dengan nilai buku tanah yang Rp127 ribu, MNC dapat mendulang potensi keuntungan dari kenaikan tanah saja berkali-kali lipat.

Bareksa


0 komentar: