Kamis, 30 Juni 2016

Kementerian PUPR: Jalan Nasional Siap Dilalui Pemudik

Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) memastikan seluruh jalan nasional siap dilalui pemudik pada tahun ini.

"Hasil inpeksi dan tinjauan pejabat eselon 1 dan 2 ke ruas- ruas jalan di Sumatera, Jawa Bali, Sulawesi Selatan dan Kalimantan Selatan, dilalui pemudik," kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono kepada pers di Jakarta, Selasa.

Hasil inspeksi, lanjut Menteri Basuki, menunjukkan bahwa total jalan dan jembatan sepanjang 18.3177 km di seluruh daerah yang ditinjau pada umumnya mantap dan siap dilalui.

Angka tersebut terdiri dari 7.961 kilometer jalan dan 42,70 kilometer jalan tol di Sumatera, 7.164 kilometer dan 668 kilometer jalan tol di Jawa-Bali dan 2.482 kilometer di Kalimantan Selatan dan Sulawesi Selatan.

"Inspeksi dilakukan sejak jauh hari agar ada waktu untuk memperbaiki," tambah Menteri Basuki.

Kementerian PUPR sejak awal 2016 juga telah melakukan koordinasi dengan berbagai pihak terkait seperti Korlantas Polri dan Direktorat Jenderal Hubungan Darat Kementerian Perhubungan dalam rangka mempersiapkan jalur mudik.

Terkait dengan ruas tol baru pada tahun ini yang bisa dimanfaaatkan pemudik tahun ini adalah dua ruas tol baru yang telah diresmikan yaitu tol Pejagan-Pemalang Seksi l dan || (Pejagan-Brebes Timur) sepanjang 20,20 kilometer, dan Surabaya-Mojokerto Seksi lV (Mojokerto-Krian) sepanjang 18 kilometer.

Selain itu, pihaknya akan membuka sementara lima ruas jalan tol pada H-3 lebaran.

Kelima ruas tersebut adalah ruas Kertosono-Mojokerto (Mojokerto Barat-Mojokerto Utara) sepanjang lima kilometer, Bawen-Salatiga (15 kilometer), Solo- Ngawi (Solo-Sragen) sepanjang 25 kilometer, dan Gempol-Pandaan (BangiI-Rembang) sepanjang 7 km.

Selain itu, Bakauheni -Terbanggi Besar yaitu dari Sabah Balau-Kota Baru sepanjang lima km dan Bakauheni - Desa Hatta sepanjang 7,1 km.

Basuki juga menyebut, pihaknya juga melakukan integrasi transaksi jalan tol dari Jakarta hingga Brebes Timur, yang telah diresmikan penerapannya oleh Presiden Joko Widodo, Kamis (16/6) lalu.

Integrasi sistem pembayaran tol terbagi dua klaster yaitu Jakarta-Cikampek-Purwakarta-Padalarang-Cileunyi serta Cikopo-Palimanan (cluster 1) dan Palimanan-Kanci-Pejagan-Pemalang (cluster 2).

Dengan terintegrasinya pembayaran toI dari Jakarta hingga Brebes Timur, maka transaksi dilakukan secara tertutup pada tiga gerbang tol yaitu Gerbang Tol Cikarang Utama (pengambilan kartu untuk klaster 1), Palimanan (pembayaran tol untuk klaster 1 dan pengambilan kartu untuk klaster 2) dan Brebes Timur (pembayaran tol klaster 2).

"Supaya tidak terjadi antrean kendaraan yang panjang, sebaiknya gunakan transaksi elektronik. Diprediksi pembayaran setiap kendaraan itu delapan detik," katanya.

Pembayaran elektronik pada kluster 1 dapat dilakukan melalui Bank Mandiri, BRI, BNI, BTN, dan BCA, sedangkan klaster 2 melalui Bank Mandiri, BRl, BNI, dan BTN.

Kondisi Jalan Pantura Jabar Mantap 95%

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menilai jalan nasional Pantai Utara (Pantura) Jawa Barat dari Karawang Barat hingga Losari sepanjang 298 kilometer (km) dalam kondisi mantap 95%. Dengan begitu, jalan nasional ini siap untuk melayani pemudik pada libur musim Lebaran 1437 H.

Demikian disampaikan Kepala Satuan Kerja (Kasatker) Wilayah I Jawa Barat Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) IV Direktroat Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) T Yuliansyah sat meninjau kondisi jalan nasional di Subang, Jawa Barat, Jumat (24/6).

Menurut dia, kondisi jalan ini harus tetap dijaga melalui pemeliharaan rutin maupun pemeliharaan berkala yang dilakukan tiap tahun. “Dari total 298 km kondisi mantap sudah 95%. Ini akan kami upayakan dipertahankan. Maka tiap ada lubang atau ada tambalan aspal yang terkelupas akan segera ditutup oleh tim tiap hari,” paparnya.

Kendati demikian, lanjut dia, masih terdapat jalan dalam kondisi kurang mantap, terutama di daerah Ciasem dan Karangsinom di wilayah Subang serta di Eretan Kulon, Indramayu. Ruas jalan di wilayah itu perlu dilakukan pemeliharaan berkala dengan mengubah struktur jalan, karena berada di permukaan tanah yang lunak (soft), baik melalui pembetonan jalan ataupun konstruksi ulang.

“Ada sekitar 30 km jalan yang harus diperbaiki. Tahun ini ada sekitar 18 km yang harus diperbaiki, tapi baru dikerjakan 3 km, karena keterbatasan anggaran untuk penghematan, sehingga di-pending dulu,” papar dia.

Tahun ini alokasi anggaran untuk penanganan jalan Pantura Jawa Barat sekitar Rp 200 miliar, turun dibandingkan dua tahun terakhir yang berkisar Rp 350- 400 miliar. Idealnya alokasi  anggaran pemeliharaan jalan sebesar Rp 100 juta per kilometer. Penurunan alokasi anggaran dikarenakan beban jalan juga berkurang seiring dibukanya tol Cikopo-Palimanan.

Sebelumnya, volume kendaraan yang melintas di jalan nasional ini sekitar 35.000-55.000 kendaraan per hari. Saat ini turun sekitar 40%. “Namun jalan nasional ini masih diminati oleh sekitar 70% kendaraan besar, karena mereka bisa beristirahat di mana saja, banyak warung, dan lainnya,” ujar dia.

Long Segmen

Yuliansyah menambahkan, karena alokasi anggaran yang terbatas, pihaknya juga melakukan pemeliharaan jalan nasional ini secara preventif melalui sistem kontrak long segmen sepanjang 100 km yang dimulai perdana pada tahun ini. Namun dalam penerapannya masih ditemui banyak kendala.

“Preventif seperti ini banyak kendala terutama kontraktor yang belum biasa menangani jalan dengan panjang rata-rata 100 km. Apalagi, mereka harus maintance jalan setiap hari. Lalu dari unsur perencanaan harus punya data yang bagus, sehingga bisa dipilih cara yang tepat untuk mengatasinya,” jelas dia.

Investor daily / beritasatu

0 komentar: