Rabu, 29 Juni 2016

TOL CISUMDAWU: Pinjaman ke China Kembali Diajukan

Selain Pinjaman dari CDB senilai US$ 12,1 Billions diluar Offshore Loan, Indonesia juga Mendapat Pinjaman senilai US$ 500 Millions dari total US$ 1,3 Billions yg disiapkan Bank Exim China.

Pinjaman yg didapat dari hasil penawaran proyek pembangunan yg disusun oleh Bapennas  pada List of Planned Priority External Loans (DRPPLN) 2014."Ministry of National Development Planning/ National Development Planning Agency". 31-12-2014 tersebut, Bank Exim China interest untuk mendanai beberapa proyek dengan catatan para kontraktornya masuk sebagai Kontraktor Utama atas proyek.

Dua diantara proyek tersebut diatas adalah :

1. Toll Cileunyi - Sumedang - Dawuan Phase 2 dengan besar pinjaman senilai US$ 235 Millions, yang MOUnya di tanda-tangani 22 September 2015 dengan masa pelaksanaan 36 Bulan.

2. Toll Manado – Bitung, Seiring dengan disahkannya nama Sino Road and Bridge Group dari Hebei Road and Bridge Group Co. Ltd. sebagai nama kontraktor pelaksana

Dengan membengkaknya modal pembangunan infrastruktur yang sedang dilaksanakan. Pemerintah pun menawarkan proyek tol Trans Sumatera ruas Pekanbaru – Dumai kepada Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) atau Bank pembangunan Cina.  Hal ini karena investasi pemerintah untuk PT Hutama Karya selaku penggarap ruas tersebut- sudah besar sehingga perlu alternatif pembiayaan yang lain untuk menjamin agar pelaksanaan pembangunan bisa diselesaiakan sesuai rencana.

Apakah dengan pengajuan pinjaman baru pada AIIB atau CDB akan merubah struktur Kontraktor pelaksana salah satu ruas tol diatas ?

Kita tunggu perkembangannya

-------------++-----------------

Pemerintah kembali berencana mengajukan pinjaman kepada China Exim Bank tahun ini dalam membangun tol Cisumdawu porsi pemerintah di seksi I, setelah pekan lalu menyelesaikan penandatanganan perjanjian pinjaman untuk ruas yang sama di seksi II.

Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional IV untuk wilayah Jabodetabek, Jawa Barat, dan Banten, Bambang Hartadi mengungkapkan kebutuhan pendanaan yang diperlukan sebesar Rp2,1 triliun untuk konstruksi Seksi I Cileunyi—Rancakalong sepanjang 12 km. Besaran nilai itu tak mungkin dipenuhi oleh APBN.

“Prosesnya sedang kami ajukan ke Bappenas dan Menteri Keuangan, internal kami sudah selesai. Tinggal Pak Sekjen mengirim surat atas nama menteri ke Bappenas dan Menteri Keuangan,” katanya kepada Bisnis Selasa (28/6/2016)

Dia melanjutkan setelah mendapat persetujuan dari Bappenas maka pengajuan pinjama kepada China dapat segera diproses tahun ini, sehingga pada 2017 pihakya menargetkan pengerjaan fisik telah mulai terlaksana.

“Harus diproses tahun ini. Kalau nggak nanti sangat terlambat bandara Kertajati sudah jadi, jalan ini belum jadi,” ucapnya.

Apalagi menurutnya penandatangan perjanjian pinjaman dari China membutuhkan waktu lebih lama dan berbeda prosesnya dibandingkan dengan pinjaman luar negeri lainnya semisal ADB maupun World Bank

“Loan agreement China ini kan beda, terbalik dengan World bank dan pinjaman luar negeri lainnya. Kalau World Bank pasti loan-nya udah beres dulu beres tingal tender tanda tangan kontrak. Tapi kalau China kami harus tanda tangan kontrak dulu baru loan agreement,” jelasnya.

Dirjen Bina Marga Kementerian PUPR Hediyanto W Husaini menyatakan pekan lalu telah melakukan penandatanganan pendanaan dua ruas tol senilai Rp4,5 triliun dengan Bank Exim China untuk pendanaan dua ruas tol yaitu Manado-Bitung sepanjang 39 kilometer dan Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu) Seksi II sepanjang 17 kilometer.

Penandatanganan itu akhirnya terlaksana setelah mundur dari target semula akhir tahun lalu. akibat kendala teknis.

Kendala teknis yang dimaksud mencakup perubahan desain teknis mengenai terowongan sepanjang 472 meter yang terdapat dalam paket konstruksi fase kedua dari seksi II tol Cisumdawu . Perubahan teknis mengenai hal ini pun telah disetujui oleh kedua belah pihak.

Hediyanto mengatakan dengan pencairan pinjaman China ini, pemerintah akan segera memulai konstruksi untuk fase dua seksi II. Lahan yang telah terbebas untuk seksi II mencapai 90,93% sehingga telah siap untuk dikerjakan, dan ditargetkan selesai pada 2018.

“Sekarang kan sudah ditandatangani, uang mukanya bisa di-release dengan sangat cepat. Kita tinggal revisi DIPA ya, untuk rupiahnya,” ujarnya.

Seperti diketahui, tol Cisumdawu terdiri dari enam seksi, yaitu Seksi I Cileunyi-Rancakalong (12,025 km), Seksi II Rancakalong-Sumedang (17,05 km), Seksi III Sumedang-Cimalaka (3,75 km), Seksi IV Cimalaka-Legok (8,2 km), Seksi V Legok-Ujung Jaya (16,42 km) dan Seksi VI Ujung Jaya-Dawuan (4,23 km).

Dari keenam seksi tersebut, pemerintah memberikan dukungan konstruksi untuk seksi I dan II sepanjang total 29,7 kilometer guna meningkatkan kelayakan tol tersebut, sedangkan seksi III dan IV sepanjang 30,8 kilometer akan ditawarkan kepada badan usaha. Pelelangan investasi untuk seksi tersebut rencananya akan dibuka dalam waktu dekat.

Pekerjaan konstruksi untuk fase pertama seksi II dikerjakan oleh kontraktor Shanghai Construction Group Co. Ltd, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk serta PT Waskita Karya (Persero) Tbk.

Sementara itu, fase kedua seksi II porsi pemerintah saat ini dikerjakan oleh beberapa kontraktor, antara lain Metallurgical Corporation of China Ltd (MMC), PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, PT Ninda Karya (Persero) dan PT Waskita Karya (Persero) Tbk.

Katadata 

Bisnis. com 


0 komentar: