Rabu, 22 Juni 2016

Dua Ruas Tol Baru Dilelang Untuk Subsidi Silang Tol Sumatera

Tol Trans Sumatra: Pemerintah Kaji Subsidi Sialng BPJT


Pemerintah tengah mencari terobosan supaya konstruksi tol Trans Sumatra terus berlanjut tanpa harus banyak bergantung pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) ataupun Penyertaan Modal Negara (PMN). Salah satunya melalui mekanisme subsidi silang yang akan dilakukan Badan Usaha Jalan Tol.

Ketua Panitia Pelelangan Pengusahaan Jalan Tol Eka Pria Anas mengungkapkan PT Jasamarga Semarang—Batang operator ruas tol Batang—Semarang akan berkontribusi melakukan pembangunan Tol Sumatera ruas Terbanggi Besar—Kayu Agung sepanjang 25 km.

Dia menyebut dukungan konstruksi tersebut menjadi parameter yang sebelumnya dipertandingkan dalam pelelangan pengusahaan jalan tol ruas Batang—Semarang.

“Waktu kami lelang itu tarifnya sudah kami tentukan Rp1.000 per kilo meter, selanjutnya yang kita tandingkan itu calon peserta lelang berani membangun berapa km tol trans Sumatra,” katanya kepada Bisnis Minggu (19/6/2016).

Dia menjelaskan setelah melakukan pelelangan kembali ruas tersebut, dari lima konsorsium yang dinyatakan lolos prakualifikasi, hanya konsorsium JSMR-WTR dan Bangun Tjipta Sarana yang memasukkan dokumen penawaran.

Konsorsium JSMR-WTR ditetapkan menjadi pemenang karena mengajukan penawaran sepanjang 25 km sementara Bangun Tjipta Sarana hanya mampu sekitar 10 km.

Ruas ini sengaja dipilih untuk melakukan subsidi dikarenakan paling layak secara finansial. Mengingat ruas ini termasuk dalam jalur pantura yang dari segi kepadatan arus lalu lintas sangat memungkinkan.

Menurutnya mekanisme subsidi silang ini akan diambil dari penurunan prosentase Internal Rate of Return (IRR) tol Batang—Semarang yang semula diperkirakan mencapai 16% mengalami pengurangan sebesar kurang lebih 2%.

“Jadi otomatis turun IRR karena kami minta untuk bantu bangun Sumatra dari situ, tapi kami sudah memperhitungkan dengan IRR yang diturunkan sekitar 2% dari yang semula, masih tetap layak,” terangnya.

Lewat mekanisme ini pula beban Hutama Karya sebagai BUMN yang mendapatkan penugasan dari pemerintah akan berkurang. Pasalnya dia memproyeksikan dukungan nilai investasi yang akan dikeluarkan JSMR pembangunan Tol Sumatra sepanjang 25 km sebesar Rp2,5 triliun.

“Tentunya Jasamarga tak akan memperoleh keuntungan besar dari mekanisme ini. Namun bagaimanapun kami dorong supaya sebagai Bandan Usaha Pemerintah tak hanya mengejar profit saja, tapi juga membantu yang lainnya,”tekannya.

Rencananya subsidi untuk konstruksi tol trans Sumatra tak hanya berasal dari ruas Batang-Semarang saja. BPJT akan menjajaki kemungkinan perolehan subsidi dari pelelangan ruas lain yang dilakukan dalam waktu paling dekat dan paling layak secara finansial yakni Jakarta-Cikampek II elevated.

Melalui terobosan tersebut maka pelaksanaan konstruksi dan pengadaan lahan tol Sumatra diharpkan bisa dilakukan secara paralel dengan konstruksi dan pengadaan tol Batang--Semarang. 


Pemerintah berencana melakukan pelelangan ruas tol Jakarta—Cikampek II Elevated dan Krian—Legundi—Blunder bulan ini dengan mekanisme subsidi silang. Lewat mekanisme ini badan usaha pemenang lelang akan diwajibkan berkontribusi dalam pembangunan tol Trans Sumatera sebagai persyaratan lelang.

Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Herry Trisaputra Zuna mengungkapkan dari hasil kajian pihaknya terhadap empat ruas tol yang segera dilelang dalam waktu dekat ini, dua ruas di atas menjadi yang paling layak secara finansial untuk melakukan subsidi silang bagi ruas tol Sumatera.

“Internal Rate of Return -nya untuk kedua itu bisa mencapai 16% sementara dua ruas lainnya dilepas karena kan masih butuh dukungan,”katanya kepada Bisnis usai rapat di Komisi V DPR Senin (20/6)

Herry menyatakan masih mengkaji kemungkinan parameter yang akan dipertandingkan dalam pelelangan. Apabila sebelumnya untuk ruas Batang—Semarang mempertandingkan dukungan konstruksi, sedangkan tarif telah ditetapkan oleh BPJT.

Sementara untuk dua ruas ini justru terbuka kemungkinan parameter tarif dipertandingkan sedangkan BPJT akan menetapkan jumlah dukungan konstruksi.

“Iya ada kemungkin justru nanti yang kami tandingkan tarifnya, ini sedang kami kaji mana yang lebih baik,” imbuhnya

Sementara itu Ketua Panitia Pelelangan Pengusahaan Jalan Tol Eka Pria Anas menyatakan tender ruas Jakarta—Cikampek II Elevated akan menggunakan parameter dukungan konstruksi.

“Tarifnya kami tetapkan Rp 1.500 per kilometer di 2018, namun untuk subsidi ruas tol Sumatera yang mana belum ditemtukan,” tuturnya

Sekretaris perusahaan PT Jasa Marga Tbk Mohammad Sofyan mengatakan sebagai pemrakarsa ruas Jakarta--Cikampek elevated telah mempertimbangkan kelayakan finansial dan investasi. Dia meyakinkan dengan subsidi yang nantinya dilakukan, pihaknya tak akan merugi.

"Kami tak berkeberatan kalau memang persyaratan pelelangan demikian, masih layak investasinya supaya proyek bisa terlaksana," tambahnya

Sebelum dua ruas tol baru ini, Eka menyebut operator ruas tol Batang—Semarang, PT Jasamarga Semarang—Batang akan berkontribusi melakukan pembangunan Tol Sumatera ruas Terbanggi Besar—Kayu Agung sepanjang 25 km.

Dia menyebut dukungan konstruksi tersebut menjadi parameter yang sebelumnya dipertandingkan dalam pelelangan pengusahaan jalan tol ruas Batang—Semarang.

“Waktu kami lelang itu tarifnya sudah kami tentukan Rp1.000 per kilo meter, selanjutnya yang kita tandingkan itu calon peserta lelang berani membangun berapa km tol trans Sumatera,” ujarnya.

Bisnis.com

0 komentar: